Nama Zoe Gabriel belakangan ini cukup viral di media sosial. Kisah viral ini dimulai ketika Zoe membagikan video saat ia membeli tas dengan merek Charles & Keith sebagai tas mewah (luxury bag) pertamanya. Video tersebut mendapatkan tanggapan negatif dari netizen Indonesia.
Beberapa berkomentar bahwa tas miliknya tersebut tidak pantas disebut sebagai luxury bag karena hanya seharga SGD 79.90 atau sekitar 1 juta rupiah. Walaupun demikian, banyak dukungan kepada Zoe melalui komentar positif ia terima. Bahkan perwakilan Charles & Keith Singapura mengundang langsung Zoe dan ayahnya untuk mengunjungi Headquarter mereka.
Peristiwa ini memperlihat satu hal yang menarik. Bagi beberapa orang, sulit untuk ikut bahagia ketika seseorang meraih kesuksesan. Seperti Zoe yang berhasil ‘sukses’ dalam standar kesuksesan yang dimilikinya, beberapa netizen justru menganggap tidak demikian dan berusaha mengatakan bahwa ‘sukses’ miliknya tidak valid.
Nah, apakah kamu juga sering mengalami hal yang sama seperti para netizen di kasus Zoe ini? Sering merada tidak senang ketika orang lain sukses atau berhasil mencapai sebuah pencapaian? Jika iya, mungkin kamu memiliki crab mentality.
Apa sih crab mentality itu? Breuning (2019) menuliskan bahwa istilah crab mentality merujuk pada sifat kepiting yang ketika berada dalam suatu wadah tidak membiarkan kepiting lain untuk keluar. Mereka akan menarik kepiting yang berusaha keluar agar tetap berada di wadah yang sama. Dari fenomena ini kita dapat melihat adanya perilaku egois, iri, dan tidak suka dari kepiting yang merasa tertinggal terhadap kepiting lain yang lebih maju.
Sikap egois dan iri hati terhadap pencapaian atau kesuksesan orang lain dan ingin menjatuhkan orang itu adalah ciri utama dari seseorang yang memiliki crab mentality, menurut Maharani (2021:17). Perasaan itu biasanya disalurkan melalui kritik langsung yang tidak membangun, ataupun komentar negatif di sosial media. Tidak jarang fenomena ini kita temui dalam kehidupan sehari-hari, baik di bangku sekolah hingga kuliah, organisasi, dan lingkungan kerja.
Jika kamu yang merasa memiliki crab mentality, berikut beberapa tips yang bisa kamu coba untuk melepaskannya:
- Stop comparing.
Kamu hanya boleh membandingkan diri kamu dengan diri kamu sendiri. Memang tidak mudah, namun kamu bisa mulai coba mempraktekkan hal ini dengan fokus kepada diri kamu sendiri, tulis apa yang ingin kamu capai, work on it, dan lihat progres kamu. - Buang perasaan iri jauh-jauh.
Memang benar bahwa perasaan iri itu mungkin saja menghasilkan hal yang positif, namun seringkali lebih banyak yang negatif. Jadi, sudah saatnya untuk kamu membuang perasaan itu jauh-jauh dan memberikan ruang yang lebih luas pada emosi positif. - Fokus ke diri sendiri.
Kenapa ya perasaan iri itu lahir? Karena kecenderungan kita melihat orang lain, dan berpikir bahwa kita hanya jalan di tempat. Ayo fokus ke diri kamu sendiri, fokus ke hal yang ingin kamu capai dan bekerja keraslah untuk mencapainya.
Walaupun tidak mudah, crab mentality bisa dilepaskan seperti 3 orang tim BagiKata yang membagikan kisah mereka saat dulu masih memiliki crab mentality di BagiSuara edisi Warlok “Crab Mentality” yang dapat didengar di siniar BagiSuara.
Kalau kamu butuh konseling dan bantuan psikolog klinis terkait hal ini atau isu kesehatan mental lainnya, kamu juga bisa book jadwal konseling dengan psikolog klinis JadiLega di bagikata.com/jadilega ya!
Sumber:
Breuning, L.G. “When Others Hold You Back”. Psychology Today. 2019.
Maharani, A.C. “The influence of Excessive Use of Social Media.” Indonesian Journal of Social Sciences Volume 13 No. 01, January-June 2021: 11-20