Media sosial memang sering menjadi tempat bagi kebanyakan orang untuk mencurahkan segala hal yang mereka rasakan. Kemudahan dalam mengaksesnya menjadi salah satu faktor orang-orang melakukan hal ini. Tapi, sharing yang berlebihan atau overshare bisa menjadi hal yang tidak bijak untuk dilakukan. Bukan hanya di media sosial, oversharing juga bisa terjadi di kondisi lain, pada saat first date dan berkenalan dengan orang baru, misalkan.

Jadi, sebenarnya apa sih yang menyebabkan oversharing?

Merasa nervous bisa menjadi salah satu faktor seseorang melakukan overshare. Maka dari itu, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, beberapa orang cenderung melakukan hal tersebut pada kencan pertama. Memberitahu satu dua hal tentang dirimu memang diperlukan dalam first date, tapi kalau kamu menceritakan terlalu banyak hal, itu bisa menjadi bumerang di kemudian hari. Hal-hal yang kamu ceritakan bisa saja dijadikan senjata untuk pihak sebelah ketika terjadi suatu konflik nantinya.

Selain rasa grogi, rendahnya tingkat kepercayaan diri dan social anxiety dalam seseorang juga bisa menyebabkan overshare. Mereka yang merasa tidak bisa fit-in dengan lingkungan sekitarnya akan mencari berbagai cara agar dirinya dapat “diterima”, salah satunya dengan menceritakan hal-hal yang dianggap dapat membuatnya relevan dalam lingkungan tersebut. Padahal, bisa saja orang-orang di sekitar menerima kehadirannya tanpa harus overshare.

Dikutip dari Wall Street Journal, Bernstein (2013) menyatakan bahwa faktor lain yang dapat menyebabkan kebiasaan overshare adalah kebutuhan masa kecil yang tidak terpenuhi. Kurangnya peran orang tua dalam masa pertumbuhan dapat membuat seseorang kurang merasa didengar ketika ia masih anak-anak. Akibatnya, mereka menceritakan segala hal yang mereka rasa dapat diceritakan pada orang lain yang belum tentu dapat menjaga cerita-cerita tersebut.

Kalau kamu merasa sering melakukan overshare, salah satu hal yang dapat kamu lakukan untuk mengurangi kebiasaan ini adalah dengan melakukan journaling. Ketika kamu merasa lelah terhadap suatu hal dan tetap ingin mencurahkan perasaanmu, cobalah tuliskan hal yang kamu rasakan dalam sebuah jurnal sampai kamu merasa membaik. Kalau kamu bukan tipe orang yang suka menulis, kamu juga bisa merekam dirimu dan ceritakan unek-unek yang kamu miliki. Siapa tahu, mungkin pada akhirnya cukup menarik untuk dijadikan siniar? 

Kamu sudah mencoba journaling tetapi tetap merasa kamu butuh curhat dengan seseorang? Daripada kamu overshare ke orang yang salah, kamu bisa mencoba layanan curhat di platform BagiKata dengan mengakses BagiKata.app. Kalau kamu merasa bahwa kamu membutuhkan bantuan tenaga profesional, kamu juga bisa mencoba layanan konseling JadiLega dengan mengunjungi jadilega.setmore.com.

Sumber
Bernstein, E. (2013). Thank You for Not Sharing. Wall Street Journal: https://www.wsj.com/articles/SB10001424127887323826804578466831263674230