Beberapa tahun ke belakang ini, daddy issues sering menjadi topik perbincangan, utamanya di media sosial. Kerap kita baca remaja perempuan yang bilang bahwa mereka punya daddy issues. Tapi, apa sih sebenarnya daddy issues itu?
Kalau kata Dina, Lead Psychologist JadiLega, daddy issues merupakan suatu fenomena ketika seseorang mencari sebuah figur “ayah”. Hal ini bisa muncul sebagai kompensasi kurangnya kehadiran figur ayah saat kecil, sehingga ketika sudah dewasa, mereka mencari seseorang dengan sifat kebapakan dalam hubungannya.
Dalam bidang psikologi, sebenarnya tidak ada diagnosis khusus terkait daddy issues. Namun, seseorang yang memiliki daddy issues kemungkinan memiliki ciri-ciri seperti berikut:
- Mereka mencari pasangan yang lebih tua atau dewasa,
- Mereka bersifat clingy, dan apabila hal itu tidak dapat ditahan, mereka akan berubah menjadi posesif,
- Sering merasa insecure dalam menjalani hubungannya.
Kalau kamu merasa memiliki salah satu dari ketiga ciri tersebut, bisa jadi kamu memiliki daddy issues. Nah, sebelum kamu masuk ke dalam suatu hubungan, ada baiknya kamu mengetahui tipe pasangan seperti apa yang kamu cari, dan kenapa kamu mencari sosok yang demikian. Jangan lupa juga untuk komunikasikan kebutuhanmu kepada pasangan di awal hubungan, agar ke depannya nggak ada masalah terkait hal ini.
Dan kalau kamu masih merasa bingung dengan keadaan kesehatan mental kamu dalam menjalani hubungan, kamu dapat berkonsultasi dengan psikolog agar kamu bisa lebih mengenal diri kamu dan mencari akar dari permasalahan yang kamu alami.
Perbincangan yang lebih mendalam terkait daddy issues dapat kamu dengarkan di podcast BagiSuara 4.26 – Suara Psikolog – Daddy Issues. Kalau kamu butuh konseling dengan psikolog klinis terkait hal ini atau isu kesehatan mental lainnya, kamu juga bisa book jadwal konseling dengan psikolog klinis JadiLega di jadilega.setmore.com.