Kalau mendengar kata “pendidikan” dan “perempuan”, sosok yang pertama muncul di pikiran pastinya adalah R.A. Kartini. Semasa hidupnya, beliau telah memperjuangkan hak-hak perempuan Indonesia, terutama dalam bidang pendidikan. Dampak yang paling terasa dari perjuangannya adalah bahwa kini, perempuan mendapatkan hak di bidang pendidikan hingga politik.
Tidak hanya R.A. Kartini, banyak juga perempuan Indonesia yang memberikan pengaruh besar terhadap dunia pendidikan. Dalam artikel ini, kita akan membahas tiga sosok “Kartini Masa Kini” dan perjuangannya dalam membangun pendidikan Indonesia.
Butet Manurung
Perempuan bernama lengkap Saur Marlina Manurung ini adalah pendiri Sokola Institute, sebuah lembaga pendidikan non-formal yang berfokus pada pengembangan pengetahuan di wilayah pelosok Indonesia. Salah satu programnya, Sokola Rimba, telah berjalan sejak 2003 di wilayah Bukit Duabelas, Jambi. Melalui program ini, ia bersama tim Sokola berusaha untuk meningkatkan literasi Orang Rimba (penduduk asli Bukit Duabelas) selagi tetap menjaga kelestarian budaya lokal. Pada tahun 2013, perjalanannya Sokola Rimba diangkat menjadi sebuah film dengan judul sama yang kemudian memenangkan penghargaan Film Terbaik pada Piala Maya 2013.
Najelaa Shihab
Tokoh selanjutnya adalah Najelaa Shihab. Pada 2002 ketika ia baru menginjak umur 23 tahun, ia sudah mendirikan salah satu sekolah paling bergengsi di Jakarta, yaitu Sekolah Cikal. Tidak hanya itu, perjalanannya di bidang pendidikan masih sangat lancar sampai saat ini, terbukti dengan didirikannya lembaga pendidikan non-formal dengan memanfaatkan perkembangan teknologi seperti Inibudi.org, Rencanamu, Sekolah.mu, serta Karier.mu.
Ayu Kartika Dewi
Sosok terakhir yang tidak kalah hebat adalah sosok yang mendirikan lembaga Sabang Merauke, yaitu Ayu Kartika Dewi. Sabang Merauke yang merupakan singkatan dari “Seribu Anak Bangsa Merantau untuk Kembali”, merupakan sebuah lembaga penyedia fasilitas pertukaran pelajar ke berbagai wilayah di seluruh Indonesia. Tujuan dibentuknya lembaga ini adalah untuk meningkatkan toleransi serta kualitas pendidikan di antara pelajar Indonesia. Salah satu faktor pendorong dibentuknya lembaga ini adalah pengalaman Ayu ketika menjadi pengajar SD di wilayah Maluku Utara.
Nah selain tiga perempuan di atas, pastinya ada banyak sekali perempuan hebat Indonesia lainnya yang berjuang di bidang pendidikan. Perjuangan mereka semua harus kita apresiasi karena sudah memberikan dampak yang sangat baik untuk keberlangsungan pendidikan di Indonesia. Bagi seluruh perempuan Indonesia, selamat merayakan Hari Kartini pada 21 April. Semoga kita dapat selalu berkembang menjadi versi terbaik diri yang dapat memberikan yang terbaik pula, untuk Indonesia.