Kematian merupakan satu hal yang tidak bisa dihindari, begitu pula dengan konsekuensi bagi orang-orang di sekitarnya, yaitu rasa kehilangan. Seperti kematian, rasa kehilangan pasti akan dirasakan semua orang. Rasa kehilangan ini kemudian menjadi duka, atau grief. Rasa duka dapat berlangsung lama, tergantung masing-masing individu. Ada yang melewatinya dalam hanya beberapa bulan, tetapi ada juga yang membutuhkan waktu bertahun-tahun.
Berdasarkan teori dari Kübler-Ross (2014), seseorang yang memiliki rasa duka akan melewati lima tahap, yaitu denial, anger, bargaining, depression, dan tahap terakhir yaitu acceptance. Dalam bukunya, Kübler-Ross menjelaskan bahwa setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk mengatasi rasa dukanya. Bahkan, dalam kehidupan nyata, tidak sedikit orang yang melewati tahap denial, anger, atau tahap lainnya dan langsung memasuki tahap depression.
Dalam melewati tahap tersebut, lagi-lagi, setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk melewatinya. Seiring berjalannya waktu, mereka akan menemukan coping mechanisms-nya. Proses ini tentunya tidak mudah, tetapi mereka tidak harus melewatinya secara sendirian. Kehadiran support system dari kerabat terdekat hingga bantuan psikolog, akan sangat mendorong proses ini hingga akhirnya dapat mencapai tahap terakhir – acceptance.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang 5 Stages of Grief ini, kamu bisa mendengarkan langsung Suara Psikolog, segmen terbaru di BagiSuara yang akan membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan mental bersama Arrundina Puspita Dewi (yang biasa dipanggil Dina), Lead Psychologist BagiKata. Dan buat kamu yang merasa butuh bantuan konseling dari psikolog profesional, JadiLega menyediakan layanan tersebut yang detailnya dapat kamu lihat di jadilega.setmore.com.
Sumber
Kübler-Ross, E. (2014). On Death and Dying: What the Dying Have to Teach Doctors, Nurses, Clergy and Their Own Families. New York: Scribner.